TEKNIK PEMERIKSAAN OESOFAGUS MAAG DUODENUM (OMD)



TEKNIK PEMERIKSAAN OESOFAGUS MAAG DUODENUM (OMD)
DI INSTALASI RADIOLOGI RS EMANUEL KLAMPOK



BAB I
PENDAHULUAN

Sinar x merupakan salah satu jenis radiasi pengion yang banyak digunakan dalam dunia kedokteran. Sifat sinar-x yang mampu menembus objek bermanfaat untuk mengetahui kelainan fisik dan fungsi suatu organ yang tidak dapat dilihat dari luar. Kemampuan sinar-x menembus objek dapat dipengaruhi oleh kerapatan jaringan, ketebalan objek serta nomor atom objek yang difoto.

Untuk organ yang memiliki ketebalan jaringan dan kerapatan jaringan yang hampir sama, dalam pemeriksaan dengan sinar-x akan sulit dibedakan, seperti pemeriksaan organ-organ gastrointestinal. Maka dari itu untuk mendapatkan gambaran yang baik dengan informasi diagnostik yang optimal dapat dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan media kontras.

Pemeriksaan saluran gastrointestinal dapat dilakukan dengan memasukkan media kontras secara antegrade maupun retrograde. Untuk saluran gastrointestinal bagian atas dapat dilakukan pemeriksaan OMD (oesofagus maag duodenum).

Pemeriksaan Oesofagus Maag Duodenum (OMD) adalah suatu pemeriksaan saluran pencernaan pada bagian atas yang menggunakan media kontras positif, contohnya barium swallow, atau barium meal. Kadang-kadang digunakan juga media kontras negatif yaitu udara, sehingga dapat diketahui secara jelas anatomi, fisiologi dan kelainan patologi dari organ-organ yang diperiksa. Untuk itu penulis akan membahas tentang teknik pemeriksaan Oesofagus Maag Duodenum (OMD) yang dilakukan di RS Emanuel Klampok dalam pembuatan laporan PKL I yang berjudul “Teknik Pemeriksaan Oesofagus Maag Duodenum (OMD) di Instalasi Radiologi RS Emanuel Klampok”.







BAB II
PEMBAHASAN

I.         JENIS PEMERIKSAAN
              Teknik radiografi Osofagus Maag Duodenum (OMD) adalah teknik pemeriksaan secara radiologi saluran pencernaan atas dari organ oesofagus maag duodenum menggunakan media kontras barium swallow dan barium meal, kemudian diamati dengan fluoroskopi (Bryan, 1979).

II.      PERSIAPAN PASIEN
       Persiapan pasien sebelum pemeriksaan yaitu :
        1) Pasien diberi penjelasan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan
        2) Hari sebelum pemeriksaan pasien diet rendah serat untuk mencegah pembentukan gas                  akibat fermentasi
       3)  Lambung harus dlm kondisi kosong, untuk memastikan lambung kosong dr makanan dan            air pasien puasa 8 – 9 jam sebelum pemeriksaan
       4)  Pasien tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat-obatan yg menggandung substansi                       radiopaque seperti steroid, pil kontrasepsi dll
       5)  Sebaiknya kolon bebas dr fecal material dan udara bila perlu diberikan zat laxative
       6)  Tidak boleh merokok (nicotine merangsang sekresi saliva).

       7)  Pasien diminta mengisi inform concent

III.   ALAT DAN BAHAN
Persiapan alat :
1) Pesawat sinar x
2) Dry film (sebagai alat pencetak gambar radiograf tanpa menggunakan larutan  prosesing)
3) Imaging plate ukuran 35x43 cm
4) Gelas
5) Sendok
6) Tissue
7) Bengkok
8) Baju pasien


Persiapan bahan :
Media kontras barium sulfat (BaSO4)
      Kontras media adalah suatu bahan yang dapat digunakan dalam pemeriksaan radiologi yang bertujuan untuk memberikan perbedaan densitas organ disekitarnya. Kontras media dibagi menjadi dua macam yaitu kontras media positif dan kontras media negatif. Kontras media positif adalah kontras media yang memiliki nomor atom tinggi, contohnya barium sedangkan kontras media negatif yaitu kontras media yang memiliki nomor atom rendah, contohnya udara (Ballinger, 1999).
        Pemeriksaan OMD dengan menggunakan media kontras dibagi menjadi 3 macam yaitu :
1)         Barium swallow adalah pemeriksaan radiologis oesofagus dengan cara menelan media kontras
2)   Barium meal adalah pemeriksaan radiologis lambung dan duodenum dengan cara meminum media kontras
3)   Barium follow through adalah pemeriksaan radiologis usus halus dengan meminum media kontras yang merupakan kelanjutan dari pemeriksaan barium meal yang memerlukan waktu beberapa jam untuk dapat sampai ke proses pencernaan makanan

CARA PEMBERIAN MEDIA KONTRAS

            Kontras positif yang biasanya digunakan dalam pemeriksaan radiologis saluran pencernaan adalah BaSo4. Bahan ini merupakan sutu garam berwarna putih, mempunyai berat atom yang besar dan tidak larut dalam air. Bahan diaduk dengan air dalam perbandingan tertentu, sehingga menjadi suspensi (bukan larutan). Suspensi tersebut harus diminum oleh pasien dalam pemeriksaan oesofagus maag duodenum (Kartoleksono, 1999).

            Apabila persiapan pasien sudah dianggap baik, maka untuk pemeriksaan oesofagus, pasien diberi suspensi barium kurang lebih 2-3 sendok makan. Kontras barium dikulum di dalam mulut setelah itu pasien diinstruksikan untuk menelan. Pembuatan radiograf dilakukan setelah kurang lebih 1-5 detik setelah barium diminum. Sedangkan untuk lembung dan duodenum setelah pasien diberi suspensi barium kurang lebih 200 ml, atau kurang lebih satu gelas kemudian pasien disuruh berbaring di atas meja pemeriksaan dan diminta untuk memutar badan ke kiri dan ke kanan sebanyak 2-3 kali (berguling-guling) dengan maksud agar suspensi barium sulfat dapat melapisi dinding lambung dan duodenum secara merata, setelah itu segera dilakukan pengambilan radiograf. Radiograf diambil setelah kurang lebih 3-5 menit post media kontras (Kertoleksono, 1999)

V.      PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN
Sebelum pasien diberi media kontras (barium sulfat) pasien dilakukan plane foto (foto polos) dengan proyeksi Anterior Posterior (AP) Oesofagus. Setelah itu pasien menelan Barium sulfat  setengah gelas dan diinstruksikan jika radiografer bilang telan maka barium tadi ditelan. Kemudian dilakukan foto dengan proyeksi Anterior Posterior (AP) saat eksposi pasien pasien diinstruksikan agar menelan.
Setelah dilakukan proyeksi  Anterior Posterior (AP) pasien difoto dengan proyeksi Right Anterior Oblique (RAO). Sebelum di foto pasien di suruh menelan barium sulfat sebanyak setengah gelas. Kemudian lakukan eksposi saat pasien menelan barium sulfat.


1. Proyeksi radiografi pemeriksaan oesofagus

         Proyeksi radiografi plain abdomen (AP supine)
Pemeriksaan OMD sebelumnya dilakukan plain foto terlebih dahulu untuk mengetahui                         persiapan dari pasien, proyeksi yang digunakan adalah AP supine.
Posisi pasien             :    Pasien dalam posisi supine di atas meja pemeriksaan dengan kedua                 tangan disamping tubuh.
Posisi objek              :    MSP tubuh pada pertengahan meja pemeriksaan, usahakan tidak                     terjadi rotasi pada tubuh
CR         : Tegak lurus kaset
CP         : V. lumbal 2
FFD       : 100 cm
Kaset ukuran  : 35 x 35 cm
Eksposi  : ekspirasi dan tahan napas
Kriteria evaluasi  : tampak abdomen bila bersih maka pemeriksaan dilanjutkan (Bontrager,                   2001).



Proyeksi AP
Proyeksi ini dapat memperlihatkan kelainan yaitu striktur, benda asing, anomaly anatmi dan                 neoplasma oesofagus.
Posisi pasien    :      Pasien pada posisi terlentang pada meja pemeriksaan
Posisi objek     :      MSP tubuh pada pertengahan meja pemeriksaan. Usahakan tidak terjadi                 rotasi pada shoulder dan hip. Batas atas kaset 5 cm di atas shoulder sebagai pusat sinar pada                 kaset.
CR    :    Tegak lurus kaset
CP     :    Thorakal 5-6 yaitu 1 inchi inferior dari sternal angle atau kira-kira 3 inchi inferior                 dari jugular notch
FFD  :    100 cm atau 183 cm jika pasien berdiri
Kaset ukuran  : 35 x 35 cm
Eksposi  : ekspirasi dan tahan napas

Kriteria evaluasi  : 
  • Tampak oesofagus terisi barium
  • Tidak adanya rotasi pada pasien
  • Tampak oesofagus dalam radiograf
  • Tampak oesofagus superposisi dengan vertebra thorakal (Bontrager, 2001).
            Proyeksi posisi RAO

          Proyeksi ini dapat memperlihatkan kelainan yaitu striktur, benda asing, anomaly                         anatomi dan  neoplasma oesofagus.
Posisi pasien    :    Pasien tidur miring pada salah satu sisi atau dalam posisi berdiri atau                                                     tiduran
Posisi objek     :   
  • Pasien dari posisi PA dirotasikan sebesar 35o-40o dengan sebelah kanan anterior tubuh jauh               dari kaset.
  • Tempatkan lengan kiri atau kanan di samping tubuh elbow kanan ditekuk untuk memegang                 segelas barium.
  • Knee sebelah kiri dan kanan ditekuk untuk fiksasi. Pertengahan thorak sejajar pada kaset. Batas atas kaset 5 cm di atas shoulder  sebagai pusat sinar pada kaset.

CR  : tegak lurus kaset
CP  : thorakal 5-6 yaitu 2-3 inchi inferior menuju jugular notch
FFD  : 100 cm atau 180 cm jika pasien berdiri
Menggunakan grid
Kaset ukuran  : 35 x 35 cm
Eksposi  : ekspirasi tahan napas
Kriteria evaluasi  :
  • Tampak oesofagus diantara kolumna vertebra dan jantung
  • Tampak oesofagus diantara kolumna vertebra dan jantung dengan adanya rotasi yang                 cukup dari tubuh pasien
  • Oesofagus terisi barium
  • Otot bawah tidak superposisi dengan oesofagus (Bontrager, 2001)


2. Proyeksi radiografi pemeriksaan lambung duodenum

Proyeksi PA Oblique (RAO)
Posisi Pasien : recumbent, prone
Posisi Objek : Abdomen diatur sehingga abdomen membentuk sudut 40 – 70 derajat dengan                 tepi depan MSP, lengan tangan sebelah kiri flexi ke depan, knee joint flexi.
Central Ray : vertical tegak lurus
Central Point : daerah bulbus duodeni
Stenik : 1-2 inch dari L2
Asthenic : 2-5 inchi di bawah L2
Hiperstenic : 2-5 inchi di atas L2
FFD : 100 cm
Eksposi : ekspirasi dan tahan nafas
Kriteri radiograf :
  • Struktur ditampakkan : daerah lambung dan lengkung duodenum membentuk huruf C
  • Tampak bagian – bagian dari lambung bebas superposisi
  • Dapat menampakkan daerah yang mempunyai indikasi / kelainan 
  • Tidak tampak kekaburan dan pergerakan.


Proyeksi AP
Posisi Pasien : Supine
Posisi Objek : MSP pada mid line meja, pastikan tubuh tidak ada rotasi
CR : tegak lurus dengan kaset
CP : pada L1 ( diantara xypoid dan batas bawah costae )
Stenik : L1
Asthenic : 2 inchi di bawah L1
Hiperstenic : 1 inchi di atas L1
FFD : 100 cm
Eksposi : ekspirasi dan tahan nafas
Kriteria radiograf :
  • Struktur ditampakkan : lambung dan duodenum, diafragma dan paru-paru bagian bawah
  • Tampak bagian – bagian dari lambung bebas superposisi
  • Dapat menampakkan daerah yang mempunyai indikasi / kelainan
  • Tidak tampak kekaburan dan pergerakan.
  •  Catatan :

Variasi supine dengan mengatur kepala lebih rendah 25 – 30 derajat untuk melihat hernia hiatal.
10 – 15 derajat dengan rotasi pasien ke depan ( sisi kanan dekat meja ) untuk melihat gastroesophageal junction juga untuk melihat regurgitasi.


VI. KENDALA DAN PENYELESAIAN


Dalam proses pemeriksaan tidak ada kendala yang dihadapi, dikarenakan persiapan pasien sudah matang.


                                                                  BAB VI
PENUTUP

KESIMPULAN
1.      Pemeriksaan Oesofagus Maag Duodenum (OMD) adalah suatu pemeriksaan saluran pencernaan pada bagian atas yang menggunakan media kontras positif.
2.      Pemeriksaan Oesofagus Maag Duodenum (OMD) di RS Emanuel menggunakan sistem Barium follow through yang adalah pemeriksaan radiologis usus halus dengan meminum media kontras yang merupakan kelanjutan dari pemeriksaan barium meal yang memerlukan waktu beberapa jam untuk dapat sampai ke proses pencernaan makanan.
3.      Media kontras yang digunakan dalam pemeriksaana Oesofagus Maag Duodenum (OMD) di RS Emanuel adalah Barium Sulfat dengan perbandingan 1:4

SARAN
1.      Sebelumnya pasien diberi informasi tentang persiapan yang benar agar tidak menganggu proses pemeriksaan dan menghasilkan gambaran radiograf yang akurat.






 










Comments

Popular Posts