Cukup Dalam Doa
Ya sudahlah...
Kata yang selalu menundaku dalam bertindak,
Dikisah hidupku ada masa aku merindukan mereka oh tunggu, sepertinya kata "masa" kurang tepat..."selalu" ya "selalu" aku selalu merindukan mereka...
Teman-temanku, sahabatku, keluargaku, dan dia.
Tiada hari aku merindukan mereka,
Ingin sekali aku menyapa tapi tak kulakukan,
Ingin aku menghubunginya tapi tak kulakukan,
Ingin aku memeluknya tapi tak kulakukan,
Ingin aku berkata kepadanya "Aku merindukanmu" sungguh itu adalah momen yang paling aku inginkan...
Tapi tak bisa,
Banyak hal yang membuatku berfikir dan mungkin ego lebih bertahta dihatiku..
Aku tidak pernah menyesal melakukan ini...mungkin tidak
Aku mengingatnya dengan jelas,
Dimana aku tahu dia sedang terluka atau dirundung masalah tapi aku tidak datang menjumpainya atau sekedar bertanya kabar via pesan pun tidak...tidak kulakukan... entahlah aku merasa "ya sudahlah, kubawa dalam doa saja"
Dimana dia membuat status dan aku ingin menyapanya berupa sebuah "comment" juga tidak kulakukan, karena aku melihat banyak teman lama ataupun baru tampak akrab dengannya... aku merasa "ya sudahlah, mungkin ada baiknya seperti ini..akan kubawa dalam doa saja"
Dimana dia sedang berbahagia atas sesuatu yang membuatnya senang dan aku ingin mengucapkan selamat itupun juga tidak aku lakukan, karena aku merasa "ya sudahlah, ucapanku tidak berpengaruh besar baginya..akan kubawa dalam doa saja"
Dimana aku merindukannya dan ingin menghubunginya tapi tak kulakukan, karena aku merasa "ya sudahlah, cukup doakan"
Bukan hanya teman, bahkan hal itu sering aku lakukan terhadap mereka yang sesungguhnya adalah orang terdekatku...keluargaku.
Bayangkan, aku berusaha tidak melakukannya karena apa? Karena aku tidak mau dianggap ah entahlah..aku merasa cukup dengan mendoakan mereka itu sudah cukup, aku merasa tidak perlu menampakkan "itu" menjadikan "itu" real dikehidupan...
Sering aku bergumul,
Sering aku merasa bahwa ini tidak tepat,
Tapi entahlah....lagi lagi entahlah...
Aku berkata-kata dalam batinku, lebih tepatnya berargumen dengan sosok Maria yang ada dalam diriku...
"Diluar kamu tampak seperti tak peduli dengan kondisi mereka, kamu tidak menghubungi..bertanya kabar..seakan tak melihat..seakan lupa, tapi Aku tahu kamu peduli dengan mereka bahkan sangat peduli, kamu selalu berdoa bagi mereka..mendoakan agar mereka sehat, bahagia, dilindungi oleh Yang Maha Kuasa...tapi Maria lihat...doa itu tak tampak bagi mereka, dengan sikap bungkammu terhadap mereka, mereka menganggap kamu tidak peduli...menganggap kamu sudah melupakan mereka"
"TIDAK ! Aku tidak lupa dengan mereka...aku hanya tidak tahu, aku hanya berfikir membawa mereka dalam doaku lebih baik dari pada harus melakukan tegur sapa dengan mereka..aku merasa takut untuk memulai...entahlah...aku merasa ya sudahlah"
"Tapi akankah terus begini Maria? biarkan mereka tahu bahwa kamu benar-benar peduli dengan mereka...agar mereka tahu bahwa kamu peduli...bahwa kamu sayang terhadap mereka"
"Aku tidak tahu, aku merasa mungkin begini saja lebih baik. Cukup Tuhan yang tahu betapa aku peduli dan menyayangi mereka...cukup dalam doa"
"......................."
Hening
Dan beginilah selalu akhirnya...
Cukup dalam doa
Comments
Post a Comment